Rabies Pada Anjing

 


Anjing gila atau yang biasa disebut dengan Rabies adalah penyakit infeksi akut yang menyerang susunan saraf pusat manusia serta hewan berdarah panas. Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang ditularkan melalui air liur hewan yang terjangkit rabies (anjing, kucing, monyet) dengan cara gigitan hewan terjangkit atau melalui luka terbuka.

Secara epidemiologi, penyakit rabies tersebar luas di seluruh dunia dan telah menjangkiti lebih dari 150 negara, terutama negara berkembang. Di Indonesia, sebagian besar kasus rabies terjadi akibat gigitan anjing. Rabies endemik di setiap benua kecuali Antartika. Penyakit ini terjadi di lebih dari 150 negara di seluruh dunia, dengan prevalensi lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara maju. Konsentrasi kasus rabies terutama terjadi pada populasi rentan, daerah dengan status ekonomi rendah, dan daerah terpencil.

Inang virus rabies berbeda-beda di setiap negara dan wilayah. Di negara maju, kasus rabies pada manusia kebanyakan berasal dari hewan liar, dengan hanya 10% kasus dari hewan domestik. Dominasi reservoir rabies yang dilaporkan secara global meliputi:

·         Eropa: rubah, kelelawar

·         Timur Tengah: serigala, anjing

·         Asia: anjing

·         Afrika: anjing, luwak, kijang

·         Amerika Utara: rubah, sigung, rakun, kelelawar pemakan serangga

·         Amerika Selatan: anjing, kelelawar vampir

Ada dua jenis rabies pada hewan:

1)      Jenis ganas terdiri dari stadium prodromal, excitatory dan paralytic, dengan rincian sebagai berikut:

a.       prodromal (2-3 hari), gejala: Malaise, anoreksia, agak "jinak" , demam subfebrile, penurunan refleks kornea.

b.      Fase Gairah (3-7 hari), gejala: reaksi menyerang atau menggigit benda bergerak, pica (memakan berbagai benda termasuk kotorannya sendiri), lupa pulang, strabismus, ejakulasi spontan;

c.       Gejala masa lumpuh: Ekor drop, mandibula drop, lidah menjulur, air liur (saliva) memercik, kaki belakang ditarik. Tahap ini sangat singkat dan biasanya diikuti dengan kematian hewan.

2)      Tipe jinak, umumnya tahap ini terjadi setelah tahap kelumpuhan. Anjing ini terlihat tenang namun menjadi ganas saat didekati. Gejala dan tanda rabies pada manusia antara lain demam, mual, sakit tenggorokan, gelisah, takut air (hidrofobik), takut cahaya, dan air liur berlebihan (hipersalivasi).

Rabies disebabkan oleh virus yang termasuk dalam keluarga Rhabdoviridae dan genus Lyssavirus. Rhabdovirus merupakan golongan virus yang bentuknya menyerupai peluru, dengan panjang kira-kira 180 nm dan garis tengahnya 75 nm. Pada permukaannya terdapat bentuk-bentuk pancang (spikes) yang panjangnya 9 nm.

Virus rabies peka terhadap panas. Suspensi virus sudah diinaktifkan pada suhu 50 selama 15 menit. Fenol, eter, chloroform, formaldehid dan basa ammonium kuartener dapat menginaktifkan virus rabies.

Pencegahan rabies dapat dilakukan dengan memberikan vaksin rabies pada hewan setiap 1 tahun sekali, jika ada hewan yang diduga memiliki penyakit rabies, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah observasi selama 14 hari. Hewan harus dikandang dan tetap diberi makan, minum serta dilakukan pengawasan di bawah tim kedokteran hewan. Beberapa gejala rabies pada hewan sendiri di antaranya ada perubahan tingkah laku seperti mencari tempat dingin dan menyendiri, agresif atau menggigit benda-benda yang bergerak termasuk terhadap pemilik, pica (memakan benda-benda yang tidak seharusnya menjadi makanannya). Hewan pengidap rabies juga umumnya hiperseksual, mengeluarkan air liur berlebih, inkoordinasi, kejang-kejang, paralisis atau lumpuh dan akan mati dalam waktu 14 hari namun umumnya mati pada 2-5 hari setelah tanda-tanda tersebut terlihat.

 

 

#TUGASHALOHMKH2022

#1_MONIEZIABENEDINI

#KHSIKIAUNAIR

#VIVAVETERINER


Rodifah Royan (193221006)

Moniezia Benedini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penyakit CDV Pada Anjing

Penyakit Scabies Pada Kucing