Penyakit Rabies Pada Monyet
Nama : Prasvita Rosa Wardana
Nim : 193221036
Program Studi :
Kedokteran Hewan
Rabies
Pada Monyet
Rabies (penyakit anjing gila)
merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat pada manusia
dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies,
ditularkan melalui saliva (anjing, kucing, kera) yang kena rabies dengan jalan
gigitan atau melalui luka terbuka.
Penyakit rabies masuk pertama
kali ke Indonesia pada tahun 1884, ditemukan oleh Schrool (orang Belanda) pada
kuda, kemudian tahun 1889 Esser W, J,. dan Penning menemukan penyakit rabies
pada anjing. Pada tahun 1894, pertama kali virus rabies menyerang manusia,
ditemukan oleh EV De Haan (orang Belanda). Di Provinsi Bali Penyakit rabies
muncul kembali pada tanggal 14 Nopember 2008, menimpa seorang warga Banjar Giri
Darma – Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan Badung dan sampai sekarang
penyakit rabies perlu diwaspadai.
Epidemiologi
Global
Penyakit rabies endemik di semua benua, kecuali Antartika. Penyakit ini
terjadi di lebih dari 150 negara di seluruh dunia dengan prevalensi yang lebih
tinggi di negara berkembang dibandingkan di negara-negara industri. Konsentrasi
kasus rabies banyak terjadi pada populasi rentan, tingkat ekonomi rendah, dan
daerah pedalaman.[2,5]
Rabies termasuk salah satu dari penyakit tropik yang terabaikan (neglected tropical diseases/NTD). Angka kasus rabies yang
sebenarnya, baik angka insidensi maupun angka mortalitas, diperkirakan lebih
besar dari data yang terlaporkan karena under-reporting dan
berbagai faktor lainnya. Secara global, terdapat lebih dari 29 juta orang/tahun
menerima post-exposure prophylaxis (PEP) akibat pajanan hewan terduga
rabies. 40% kasus gigitan hewan terduga rabies adalah anak-anak di bawah 15
tahun.
Reservoir virus rabies bervariasi di
setiap negara atau daerah. Di negara maju, sebagian besar kasus rabies pada
manusia berasal dari hewan liar, hanya 10% kasus berasal dari hewan domestik.
Dominansi reservoir virus rabies yang dilaporkan secara global
antara lain:
- Eropa: rubah, kelelawar
- Timur Tengah: serigala, anjing
- Asia: anjing
- Afrika: anjing, luwak, kijang
- Amerika Utara: rubah, sigung,
rakun, kelelawar pemakan serangga
- Amerika Selatan: anjing,
kelelawar vampir
Indonesia
Di Indonesia, sebagian besar kasus rabies pada manusia berasal dari gigitan
anjing yang terinfeksi, lainnya berasal dari kucing dan kera. Dari 34 provinsi
di Indonesia, hanya 8 provinsi bebas rabies, yaitu Kepulauan Riau, Bangka
Belitung, Papua, Papua Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa
Timur. Sedangkan 26 provinsi lainnya masih endemis rabies.
Data tahun 2015-2019 menunjukkan kasus gigitan hewan penular rabies dilaporkan berjumlah 404.306 kasus dengan 544 kematian. Lima provinsi dengan jumlah kematian tertinggi yaitu Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Kejadian luar biasa (KLB) rabies terakhir dilaporkan terjadi pada tahun 2019 di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.
Mortalitas
Kejadian rabies pada manusia (maupun hewan) hampir selalu diakhiri dengan
kematian (case fatality rate 100%). Sebagian besar kasus
kematian rabies pada manusia terjadi akibat gigitan anjing terinfeksi.
Angka mortalitas penyakit rabies secara global berkisar antara
30.000-70.000 setiap tahunnya. Angka mortalitas rabies yang sebenarnya dapat
lebih besar dari data yang terlaporkan karena under-reporting, terutama
kematian pada anak usia 5-14 tahun.
Dampak kematian terutama terjadi di negara berkembang dengan mortalitas
tinggi di Asia dan Afrika. Di negara maju, mortalitas dapat ditekan dengan
adanya penggunaan PEP secara luas didukung oleh program-program preventif yang
baik. 80% kematian akibat rabies terjadi di daerah pedalaman atau pedesaan, di
mana kesadaran dan akses terhadap PEP terbatas atau tidak ada.
Pengenalan
Penyakit
Penyakit rabies merupakan suatu
penyakit yang disebabkan liur hewan yang terinfeksi virus lyssavirus. Adapun
beberapa ciri hewan yang terkena rabies, diantaranya :
- tingkah laku hewan berubah menjadi sulit di kendalikan
- sensitive terhadapt objek sekiar dan langsung menyerang
- air liur hewan berlebihan
- lebih suka bersembunyi di tempat lebih gelap
- hewna lampak lemah, kejang dan tidak ada nafsu makan
- biasnaya mati setelah 2-5 hari setelah tanda terlihat
Adapun tanda gejala seseorang
terkan rabies, yaitu gejala muncul setalah 4-12 minggu setelah tergigit hewan,
diaman muncul gejala : demam, otot melemah, kesmutan, nyeri kepala. Dan dapat
menjadi gangguan lebih lanjut dan lebih buruk lagi. Untuk menghindari potensi
terkena rabies maka dapat melakukan pemeberian immunoglobulin/serus atau sering
disebut vaksin rabies.
Dampak penyakit
Dampak penyakita rabies
bila tertular kepada manusia yaitu demam, mual, rasa nyeri ditenggorokan,
keresahan, takut air (hidrophobia), takut cahaya, liur yang berlebihan
(hipersaliva).
Pencegahan penyakit
Berikut beberapa tindakan
pencegahan rabies yang bisa dilakukan :
1.
Vaksinasi hewan peliharaan monyet.
Rutinkan vaksinasinya.
2.
Jangan sampai tergigit monyet
#PRASVITAROSAWARDANA
#1_MONIEZIABENEDINI
#KHSIKIAUNAIR
#VIVAVETERINER
Referensi
https://diskes.baliprov.go.id/bahaya-penyakit-rabies/
https://diskes.baliprov.go.id/bahaya-penyakit-rabies/
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/rabies/epidemiologi
Komentar
Posting Komentar